Oleh: agriefishery | Oktober 6, 2009

KUALITAS AIR TAMBAK BANDENG

1335196_tambakbandeng

Perairan tambak adalah ekosistem perairan payau. Salinitasnya berada di antara salinitas air laut dan salinitas air tawar dan tidak mantap. Dari musim ke musim, dari bulan ke bulan dari hari ke hari,bahkan mungkin dari jam ke jam dapat saja terjadi perubahan. Perubahan ini disebabkan proses biologis yang terjadi di dalam perairan tersebut serta adanya interaksi antara perairan tambak dengan lingkungan sekitarnya. Misalnya ketika hari hujan, air tawar masuk kedalam petakan tambak menyebabkan kadar garam air tambak menurun. Atau ketika populasi fitoplankton berkembang pesat akibat pemupukan, kandungan oksigen dalam air tambak pada malam hari menyusut drastis. Secara umum parameter-parameter yang mengalami perubahan dapat digolongkan ke dalam parameter kimia, fisika, dan biologi air. Perubahan-perubahan yang terjadi sampai batas tertentu dapat ditoleransi oleh ikan bandeng. Tetapi kalau terlalu jauh dapat merusak kenyamanan hidup, malahan dapat mendatangkan kematian. Karena itu, perlu penanganan cepat. Sudah atau belum perlunya penanganan ini bergantung kepada intensitas perubahan, yang informasinya diperoleh lewat pemantauan dan pengukuran.

a. Parameter Kimia

Parameter kimia air tambak mencakup konsentrasi zat-zat terlarut seperti oksigen (O2), ion hidrogen (pH), karbon dioksida (CO2), amonia (NH3), asam sulfida (H2S), nitrogen dalam bentuk nitrit (NO2-N), dan lainlain. Beberapa diantara yang penting dijelaslkan seperti di bawah ini.

Oksigen Terlarut

Ikan bandeng membutuhkan oksigen yang cukup untuk kebutuhan pernafasannya. Oksigen tersebut harus dalam keadaan terlarut dalam air, karena bandeng tidak dapat mengambil oksigen langsung dari udara. Ikan bandeng dan organisme-perairan lainnya mengambil oksigen ini tanpa melibatkan proses kimia.

DO meter

Oksigen masuk dalam air tambak melalui difusi langsung dari udara, aliran air yang masuk tambak, termasuk hujan, proses fotosintesa tanaman berhijau daun. Kandungan oksigen dapat menurun akibat pernafasan organisme dalam air dan perombakan bahan organik. Cuaca mendung dan tanpa angin dapat menurunkan kandungan oksigen di dalam air. Untuk kehidupan ikan bandeng dengan nyaman diperlukan kadar oksigen minimum 3 mg per liter. Oksigen terlarut di dalam air (Dissolved Oxygen = DO). Dapat diukur dengan titrasi di laboratorium serta dengan metode elektrometri menggunakan Dissolved Oxygen Meter (DO meter).

Derajat Keasaman (pH)

Derajat keasaman air tambak dinyatakan dengan nilai negatif logaritma ion hidrogen atau nilai yang dikenal dengan istilah pH.

pH= -log [H+]

Kalau konsentrasi ion hidrogen (H+) tinggi, pH akan rendah, reaksi lebih asam. Sebaliknya kalau konsentrasi ion hidrogen rendah pH akan tinggi dan reaksi lebih alkalis. pH air tambak sangat dipengaruhi pH tanahnya. Sehingga pada tambak baru yang tanahnya asam maka pH airnyapun rendah. Penurunan pH dapat terjadi selama proses produksi disebabkan terbentuknya asam kuat, adanya gas-gas dalam proses perombakan bahan organik, proses metabolisme perairan dan lain-lain. Nilai pH yang baik untuk budidaya ikan berkisar antara 6,5 hingga 9. Kematian di luar kisaran tersebut pertumbuhan kurang baik, bahkan pada pH 4 atau 11 kematian bandeng dapat terjadi. pH air laut cenderung basa. Karena itu pergantian air dapat digunakan untuk meningkatkan pH air tambak. pH air dapat diukur menggunakan kertas lakmus, yakni membandingkan warna kertas yang telah ditetesi air tambak dengan warna standar pH atau cara yanglebih mudah, yakni menggunakan Ph meter

Konsentrasi Karbon Dioksida

Karbon dioksida di dalam air dapat berasal dari :

1. Hasil pernafasan organisme dalam air sendiri

2. Difusi dari udara

3. Terbawa oleh air hujan

4. Terbawa oleh air yang masuk dari lokasi sekitar tambak.

Konsentrasi karbon dioksida yang terlalu tinggi di suatu perairan akan berbahaya bagi hewan yang dipelihara. Bahaya ini meliputi :

1. Gangguan pelepasan CO2 waktu ikan bernafas

2. Gangguan pengambilan O2 waktu ikan bernafas

3. Penurunan pH

Sebaliknya CO2 yang terlalu sedikit akan berpengaruh negatif kepada fotosintesis karena gas ini merupakan bahan baku pembentukan glukosa (siklus Calvin-Benson). Kandungan CO2 yang baik untuk budidaya ikan tidak lebih dari 15 ppm. Pengukuran CO2 umumnya menggunakan metoda titrasi.

Amonia (NH3)

Amonia di perairan berasal dari hasil pemecahan nitrogen organik (protein dan urea) dan nitrogen anorganik yang terdapat dalam tanah dan air; dapat pula berasal dari dekomposisi bahan organik (tumbuhandan biota akuatik yang telah mati) yang dilakukan oleh mikroba dan

jamur. Kadar amonia ditambak pembesaran bandeng sebaiknya tidak lebih dari 0,1 ppm – 0,3 ppm. Kadar amonia yang tinggi akan mematikan ikan di tambak pembesaran. Oleh karena itu, kadar amonia di tambak pembesaran ini harus selalu dipantau. Selain itu kadar amonia di tambak pembesaran juga dipengaruhi oleh kadar pH dan suhu. Makin tinggi suhu dan pH air maka makin tinggi pula konsentrasi NH3. Kadar amonia di tambak pembesaran dapat diukur secara kolorimetri, yakni membandingkan warna air contoh dengan warna larutan standar setelah diberi pereaksi tertentu. Biasanya menggunakan alat bantu spectrofotometer.

Asam Sulfida (H2S)

Asam sulfida yang merupakan salah satu asam belerang; terdapat di tambak pembesaran bandeng sebagai hasil proses dekomposisi bahan organik dan air laut yang banyak mengandung sulfat. Asam sulfida ini dapat dideteksi dengan jelas pada saat melakukan pengeringan dasar tambak. Dasar tambak yang mengandung banyak sulfida akan bewarna hitam dan tercium bau belerang. Kadar asam sulfida ditambak pembesaran sebaiknya di bawah 0,1 mg/l. Kandungan H2S di air tambak dapat diukur secara kolorimetri, yakni membandingkan warna air contoh dengan warna larutan standar setelah diberi pereaksi tertentu

b. Parameter Fisika

Salinitas

Salinitas atau kadar garam adalah konsentrasi dari total ion yang terdapat di perairan dan menggambarkan padatan total di air setelah semua karbonat dikonversi menjadi oksida, bromida dan iodida dikonversi menjadi klorida dan semua bahan organik telah dioksidasi. Salinitas ini dinyatakan dalam satuan gram/kg air atau permil (0/00). Nilai salinitas sangat menentukan jenis perairan tersebut, di alam dikelompokkan menjadi 3 yaitu :

1. Perairan tawar, salinitas £ 0,50/00

2. Perairan payau, salinitas >0,50/00 – 300/00

3. Perairan laut, salinitas >300/00

Alat pengukur kadar garam.

Pada perairan payau dapat dikelompokkan lagi berdasarkan kisaran salinitas yang ada yaitu:

1. Oligohalin, salinitas 0,50/00 – 3,00/00

2. Mesohalin, salinitas>3,00/00 – 160/00

3. Polyhalin, salinitas >16,00/00 – 300/00

Ikan bandeng sebagai ikan air laut dapat hidup pada perairan yang mempunyai kisaran salinitas cukup lebar dan karena itu disebut urihalin (euryhaline). Tetapi untuk tumbuh dan berkembang secara optimal ikan bandeng membutuhkan salinitas sekitar 120/00 – 20 0/00. Dengan salinitas yang optimal, energi yang digunakan untuk mengatur keseimbangan osmotik dan penyesuaian kepekatan cairan tubuh dengan air tambak cukup rendah sehingga sebagian besar energi asal makanan dapat digunakan untuk pertumbuhan. Perubahan salinitas bisa terjadi sewaktu-waktu. Ketika hujan lebat air tawar masuk ke dalam tambak. Keadaan ini dapat menyebabkan penurunan salinitas. Peningkatan salinitas terjadi dikala musim kemarau, pada saat penguapan air tinggi dan pergantian air terbatas. Untuk memantau salinitas air tambak harus selalu dilakukan pengukuran. Alat yang digunakan untuk mengukur salinitas disebut dengan salinometer.

Suhu air

Suhu air sangat berpengaruh terhadap kehidupan dan pertumbuhan organisme di dalam air, termasuk ikan. Secara umum peningkatan suhu hingga nilai tertentu diikuti dengan peningkatan pertumbuhan ikan. Di atas nilai tersebut pertumbuhan mulai terganggu, bahkan pada suhu tertentu ikan mati. Suhu ini berkaitan dengan kelarutan gas di dalam air, khususnya

oksigen. Pada keadaan suhu air di dalam tambak tinggi maka kelarutan oksigen terlarut akan rendah. Sebaliknya, proses metabolisme organisme malah semakin cepat, yang berarti memerlukan oksigen makin tinggi. Kisaran suhu yang optimal bagi ikan bandeng adalah 280C-300C. Alat yang digunakan untuk mengukur suhu air adalah termometer.

Kecerahan

Kecerahan air tambak sangat bergantung kepada banyak sedikitnya partikel (anorganik) tersuspensi atau kekeruhan dan kepadatan fitoplankton. Kecerahan menggambarkan transparansi perairan, dapat diukur dengan alat secchi disk. Nilai kecerahan (yang satuannya meter) sangat dipengaruhi oleh keadaan cuaca, waktu pengukuran. serta ketelitian orang yang melakukan pengukuran. Pengukuran kecerahan sebaiknya dilakukan pada saat cuaca cerah.

Warna air di dalam tambak mempengaruhi kecerahan, warna air ini diakibatkan oleh adanya plankton di air tambak. Zat bewarna yang terlarut pun dapat mempengaruhi kecerahan. Nilai kecerahan yang baik untuk pertumbuhan ikan bandeng di tambak pembesaran berkisar antara 25 cm-35 cm.

Sumber :  Raswin, muhammad. 2003. Pembesaran ikan Bandeng, Modul pengelolaan air tambak. Pdf.


Tanggapan

  1. wah ekoper bgt e… ?_?

  2. terima kasih…
    sangat bermanfaat…
    ijin referensi… 😉

  3. bisa tanya gak biasanya untuk kadar oksigen, Ph, temperatur dan salinitas dalam air itu biasanya di tambak udang air payau itu standartnya yang pasti itu kira2 berapa???? agar ikan2 lebih sehat…minta tlg…

  4. wah..sy jd pengen bikin usaha tambak bandeng…tp sayang tak ada modal buat bikin tambak.. sy punya lahan kosong skitar 2 ha…
    sy mau inves, sy sangat berterimakasih..contact: ajmain@yahoo.co.id / 085245595895

  5. wah..sy jd pengen bikin usaha tambak bandeng…tp sayang tak ada modal buat bikin tambak.. sy punya lahan kosong skitar 2 ha…
    yg mau inves, sy sangat berterimakasih..contact: ajmain@yahoo.co.id / 085245595895


Tinggalkan Balasan ke ajmain Batalkan balasan

Kategori